
JUDUL BUKU
JULAH: Strategi Pemertahanan Identitas Kultural Bali Aga
Sinopsis
Desa Julah, yang terletak di Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, merupakan salah satu desa tua di Bali yang masih mempertahankan tradisi Bali Aga. Dalam konteks modernisasi yang semakin masif, keberadaan Bali Aga di Desa Julah menjadi bukti nyata bahwa akar budaya yang kuat dapat tetap bertahan meski dihadapkan pada tantangan globalisasi. Buku ini mencoba mengurai dinamika tersebut dengan pendekatan etnografi yang mendalam dan komprehensif.
Tulisan ini disusun untuk menjawab kebutuhan akan literatur yang komprehensif mengenai cara komunitas Bali Aga di Desa Julah mempertahankan identitas kultural mereka. Beragam aspek, seperti sistem adat, ritus keagamaan, seni tradisional, dan nilai-nilai sosial masyarakat Desa Julah, diulas secara rinci untuk memberikan pemahaman yang lebih utuh tentang dinamika pemertahanan identitas kultural mereka.
Buku ini juga menunjukkan bahwa ada lima alasan utama yang mendukung pemertahanan identitas kultural Bali Aga di Desa Julah, yaitu kesadaran kolektif yang tinggi, karakter yang kuat dan mandiri, rasa takut terhadap sanksi niskala, solidaritas melalui nilai menyamabraya, serta penghormatan terhadap prinsip egalitarianisme. Selain itu, lima upaya strategis yang dilakukan masyarakat meliputi pelaksanaan upacara Kejulahang, tradisi pasca perkawinan, peran Desa Tegak, kontribusi Jro Balian, serta penerapan sanksi adat, baik sekala maupun niskala.
Media pemertahanan identitas kultural di Desa Julah melibatkan empat agen penting, yakni keluarga, sanggah misi, sekeha, dan desa adat. Keempat agen ini saling bersinergi dalam menjaga keberlanjutan tradisi dan identitas lokal melalui proses sosialisasi lintas generasi. Strategi pemertahanan identitas tidak hanya bersifat esensialis, tetapi juga konstruktivis, menggabungkan unsur-unsur inovasi yang relevan dengan konteks zaman tanpa kehilangan esensi tradisionalnya.
Implikasi dari upaya ini tampak dalam bentuk resistensi terbuka, seperti penolakan terhadap lomba desa dan homogenisasi adat oleh lembaga eksternal, serta resistensi tertutup, misalnya sikap akomodatif di ranah pendidikan formal tetapi resisten di ranah keluarga. Selain itu, terdapat pula implikasi berupa revitalisasi akulturatif, marginalisasi, stereotipe, dan penguatan nilai-nilai sosioreligi.
Penulis
Putu Mardika
Editor: I Gusti Agung Paramita
Jumlah Halaman 340
Ukuran buku 14.8 x 21
ISBN:
Harga: Opsional